Rabu, 19 Juni 2013

perkembangan sosial emosional anak usia 2-3 tahun


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Kemampuan Sosial – Emosional Anak bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu bersosialisasidengan orang lain, menahan emosinya jika berada dalam suatu keadaan sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan anak. Pengembangan sosial anak dapat dikembangkan dengan mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya. Interaksi dengan keluarga sendiri dan orang lain juga akan menbantu anak membangun konsep dirinya. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya dengan bermain peran prilaku. Dengan belajar beberapa peran tersebut, anak dapat belajar mengenai baik atau buruk, boleh atau tidak dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut penulis menyusun makalah dengan judul perkembangan sosial dan emosional anak usia 2-3 tahun.
B.  Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan emosi dan sosial pada anak usia 2-3 tahun?
2.      Bagaimana Karakteristik perkembangan sosial dan emosional pada anak usia 2-3 tahun?
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan soisal dan emosional anak usia 2-3 tahun?
4.      Apa saja yang menjadi Gangguan pada perkembangan sosial emosional anak usia 2-3 tahun?
5.      Bagaimana cara menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 2-3 tahun ?
C.  Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Memenuhi tugas teerstruktur mata pelajaran perkembangan anak usia dini
2.      Mengetahui definisi sosial emosional anak usia 2-3 tahun
3.      Mengetahui karakteristik perkembangan sosial dan emosional anak usia 2-3 tahun
4.      Mengatahui gangguan pada perkembangan sosial emosional anak usia 2-3 tahun.
5.      Mengetahui cara menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 2-3 tahun



BAB II
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN
A.  Pengertian Sosial dan Emosional
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan.
Sedangkan menurut Menurut L. Crow & A. Crow, emosi adalah pengalaman yang afeektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan menttal dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata.
Perkembangan sosial anak adalah tahapan kemampuan anak dalam berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan (Hurlock,1998).
Departemen pendidikan dan kebudayaan (1997) menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara terus-menerus menuju pendewasaan yang memerlukan adanya komunikasi dengan masyarakat. Masa kanak-kanak merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh pada anak, diamana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini anak mampu melakukan hubungan sosial dengan baik akan memudahkan bagi anak dalam melakukan penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan mudah diterima sebagai anggota kelompok sosial di tempat mereka mengembangkan diri (Hurlock,1998).
B.  Pola Perkembangan Sosial dan emosional anak
Beberapa area utama dari perubahan aspek sosial-emosi yang berlangsung pada diri anak adalah :
1.       Pertemanan. Anak ingin disukai oleh teman-temannya. Ia ingin bisa bermain dengan sebanyak mungkin teman. Anak mulai memahami bahwa fungsi pertemanan termasuk didalamnya aturan untuk berbagi, memberi dukungan, bergantian, dan berbagai keterampilan sosial lainnya.
2.       Kemandirian. Anak meningkatkan usaha agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatannya sehari-hari. Peran ibu dan bapak sebagai orangtua sangat penting. Anak membutuhkan kesempatan untuk berlatih mandiri agar pekerjaannya menjadi lebih baik.
3.       Moralitas. Anak mulai mengenali yang salah dan benar. Ia mulai memahami tentang berbohong dan mengapa ia tidak boleh berbohong. Meski beberapa kali anak masih berusaha untuk menyelamatkan dirinya dengan berbohong.

C.  Karakteristik Perkembanngan Sosial Dan Emosional Pada Anak Usia 2-3 Tahun
1.      Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Umur 2-3 Tahun
a.        Secara suka rela mau untuk tidur siang atau istirahat. Anak sudah mau tidur siang tanpa ada paksaan dari orangtua/pengasuhnya. Anak sudah mampu mengenali ritme kegiatan sehari-hari, sehingga pada jam yang semestinya anak tidur siang, anak langsung melakukannya dengan sukarela
b.      Mulai menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan diri
c.       Anak sudah mulai mampu menahan tangis dan tawa
d.      Mulai menggunakan kata-kata atau gerakan yang kompleks untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan
e.       Bila pada anak usia 1 tahun kemampuan berbahasanya masih terbatas, maka pada usia 2-3 tahun, kosakata yang dimiliki anak lebih banyak dan bervariasi, sehingga anak lebih mampu mengungkapkan emosi/keinginannya dengan lebih komplek. Dari segi perkembangan bahasa, anak sudah mampu mengucapkan satu/dua kalimat utuh.
f.       Mengungkapkan emosi melalui bermain pura-pura. Di usia ini, kemampuan anak berimajinasi mulai berkembang. Itu sebabnya mereka sangat suka bermain pura-pura. Bermain pura-pura biasanya akan melibatkan koleksi boneka.  Melalui boneka, anak akan menjadikannya sebagai alat pelampiasan kasih saying, kekesalan hatinya atau kesedihan hatinya. Bila anak laki-laki bermain boneka juga, orangtua tidak perlu buru-buru khawatir, karena secara alami anak-anak akan tertarik pada boneka bayi atau boneka manusia. Mereka senang melihat boneka bayi laki-laki dan boneka bayi perempuan dan ingin memilikinya. Baik anak perempuan dan anak laki-laki akan memperoleh manfaat dari bermain boneka. Fase ini sangat bermanfaat bagi anak, sebab dengan bermain boneka, anak akan berlatig untuk mengembangkan sikap empati dan simpati kepada orang lain. Selain itu mereka juga akan diperkenalkan dengan aspek khidupan sehari-hari.
g.      Berintraksi dengan orang dewasa  secara hangat dan positif tetapi tidak terlalu tergantung
2.       Karakteristik perkembangan sosial pada anak usia 2-3 tahun ;
a.    Mulai senang bergaul dengan teman
b.    Anak ingin disukai oleh teman-temannya. Ia ingin bisa bermain dengan sebanyak mungkin teman. Anak mulai memahami bahwa fungsi pertemanan termasuk didalamnya aturan untuk berbagi, memberi dukungan, bergantian, dan berbagai keterampilan sosial lainnya
c.    Meniru kegiatan orang lain
d.   anak berada dalam tahap identifikasi, menirukan gerakan./mimik yang dilakukan oleh orang lain
e.    Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
f.     ini ditunjukkka dengan cara mengucapkannya, memeluk dan mencium adik atau kakaknya.
g.      Senang menirukan lagu dan dongeng-dongeng
h.      anak senang berdendang lagu yang ia senangi dan senang mengulang-ulang cerita yang diperdengarkan.
i.        Mulai mandiri dalam mengerjakan tugas
j.        Anak meningkatkan usaha agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatannya sehari-hari. Seperti mulai mampu untuk buang air kecil sendiri baik.
k.      Mulai mengerti bagaimana perilaku berhubungan konsekuensi. Sebagai contoh, ketika anak tidak diajak bermain oleh teman sebayanya lalu anak tersebut merespon dengan cara menangis dan marah. Pada saat bersamaan anak belajar menemukan perilaku yang mana yang diterima oleh teman sebayanya dan perilaku  mana yang tidak diterima oleh teman sebayanya serta anak belajar menemukan dan menunjukkan berbagai bentuk emosi dirinya dan temannya.
l.        Berbagi benda-benda dengan anak lain ketika di minta
D.  Faktor-Faktor Yang mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat dimodifikasi/diubah, maupun faktor yang tidak dapat diubah. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut;
a.       Faktor heriditer/genetik
Faktor heriditer pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual (Supartini, 2000).
Faktor genetik merupakan faktor keturunan dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,  pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.
b.      Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a.       Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan).
Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio.
b.      Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )
Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi :
·         Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
·         Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
·         Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress, sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.
·         Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.
c.       Faktor Status Sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah.
d.      Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
e.       Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.
E.  Gangguan Pada Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 2-3 Tahun
1.     Autisme
Autisme adalah istilah yang digunakan untuk sekumpulan gangguan perkembangan secara neurologik dimana individu yang mengalaminya akan mengalami gangguan pada kemampuan interaksi sosialnya dan keterampilan komunikasinya, serta kecenderungan untuk mengulangi suatu perilaku tertentu. Terdapat berbagai macam bentuk autisme, dari seseorang yang dapat berperilaku baik pada berbagai keadaan, sampai seseorang yang mengalami gangguan bicara dan keterampilan harian sederhana.
Autisme biasanya didiagnosa pada usia balita atau usia prasekolah, walaupun ada juga yang didiagnosa pada usia yang lebih tua. Menurut laporan, sekitar 20% anak yang mengalami autisme mengalami sesuatu yang disebut sebagai regresi, yaitu mereka tampaknya mengalami suatu perkembangan normal tetapi kemudian kehilangan keterampilan komunikasi dan sosial. Anak laki-laki mempunyai resiko tiga sampai empat kali lipat untuk mengalami autisme dari pada anak perempuan. Autisme dapat terjadi pada semua kelompok ras, etnik, dan sosial manapun. Berbagai macam faktor yang diduga berhubungan dengan autisme antara lain faktor infeksi, metabolisme, genetik, neurologik, dan lingkungan.
Menurut bukti-bukti ilmiah yang ada saat ini tidak ada satupun hipotesis yang mendukung pernyataan bahwa vaksin MMR, atau kombinasinya, dapat menyebabkan terjadinya autisme maupun bentuk autisme regresif. Pertanyaan-pertanyaan akan adanya kemungkinan kaitan antara vaksin MMR dan autisme telah diteliti secara luas oleh National Academy of Sciences, Institute of Medicine, Amerika. Penelitian ini menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti epidemiologi yang ada saat ini bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara vaksin MMR dan autisme.
2.     Tantrum
Temper Tantrum (mengeluarkan amarah yang hebat untuk mencapai maksudnya), suatu letupan amarah anak yang sering terjadi pada usia 2 sampai 4 tahun di saat anak menunjukkan kemandirian dan sikap negativistiknya. Perilaku ini seringkali disertai dengan tingkah yang akan
membuat Anda semakin jengkel, seperti menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar barang, memukul-mukul, menyepak-nyepak, dan sebagainya. Bahkan pada anak yang lebih kecil, diiringi pula dengan muntah atau kencing di celana.
Mengapa Temper Tantrum ini bisa terjadi ? Hal ini disebabkan karena anak belum mampu mengontrol emosinya dan mengungkapkan amarahnya secara tepat. Tentu saja hal ini akan bertambah parah jika orang tua tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada anaknya, dan tidak bisa mengendalikan emosinya karena malu, jengkel, dan sebagainya.
Beberapa penyebab konkrit yang membuat anak mengalami Temper Tantrum adalah :
a.       Anak terlalu lelah, sehingga mudah kesal dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
b.      Anak gagal melakukan sesuatu, sehingga anak menjadi emosi dan tidak mampu mengendalikannya. Hal ini akan semakin parah jika anak merasakan bahwa orang tuanya selalu membandingkannya dengan orang lain, atau orang tua memiliki tuntutan yang tinggi pada anaknya.
c.       Jika anak menginginkan sesuatu, selalu ditolak dan dimarahi. Sementara orang tua selalu memaksa anak untuk melakukan sesuatu di saat dia sedang asyik bermain, misalnya untuk makan. Mungkin orang tua tidak mengira bahwa hal ini akan menjadi masalah pada si anak di kemudian hari. Si anak akan merasa bahwa ia tidak akan mampu dan tidak berani melawan kehendak orang tuanya, sementara dia sendiri harus selalu menuruti perintah orang tuanya. Ini konflik yang akan merusak emosi si anak. Akibatnya emosi anak meledak.
d.      Pada anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya, sering terjadi Temper Tantrum, di mana dia putus asa untuk mengungkapkan maksudnya pada sekitarnya.
e.        mencontoh tindakan penyaluran amarah yang salah pada ayah atau ibunya.
3.      Gangguan perilaku merusak
Perilaku yang memperlihatkan agresivitas, ketidak-patuhan, dan antisosial. Anak suka membantah, kasar perangai, dan suka menyakiti orang lain. Pada tahap yang lebih parah, anak suka berbohong, berkelahi, mengganggu anak yang lebih kecil (bullying), mencuri, menghancurkan benda di sekitarnya.
4.      Gangguan kecemasan atau gangguan mood
Merasa selalu sedih, tertekan, tidak dicintai, gugup, takut, kesepian. Gangguan kecemasan dapat bermacam-macam bentuknya. Misalnya,  dinakali oleh anak yang lebih besar, merasa terpisah dari rumah atau orang tua. Contoh gangguan kecemasan lain pada anak adalah gangguan mood (terutama kesedihan) yang berlangsung melebihi periode normal. Anak tidak mampu lagi bergembira atau berkonsentrasi, selalu kecapaian, melakukan aktivitas ekstrim, apatis, selalu menangis, mengalami masalah tidur, berat badan berubah drastis, mengalami keluhan fisik yang tidak jelas, merasa diri tidak berharga, merasa tidak berteman, bahkan kadang-kadang berpikir ingin mati.
F.   Stimulasi Untuk Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 2-3 Tahun
Memiliki anak yang mempunyai kecerdasan sosial emosional yang baik, tentulah tidak mudah dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Agar anak mampu mengelola sosial emosionalnya dengan baik, perlu dukungan dari orangtua, yang antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Tumbuhkan rasa ingin tahu anak, kreativitas dan imajinasi
2.      Melatih kemampuan pengendalian diri
3.      Berilah kesempatan anak untuk melatih cara pikir mereka
4.      Berilah Lebih banyak dorongan dan dukungan
5.      Tumbuhkan rasa percaya diri
6.      Latihlah Menghadapi dunia luar
7.      Tanamkan rasa hormat pada orang lain




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan.
Perkembangan sosial anak adalah tahapan kemampuan anak dalam berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan (Hurlock,1998).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emmosional pada anak yaitu :
1.      Genetik
2.      Lingkungan
3.      Sosial ekonomi
4.      Nutrisi
5.      Kesehatan
Selain faktor terdapat bebrapa gangguan pada perkembangan sosial emosional anak, yaitu sebagai berikut
1.      Autis
2.      Tantrum
3.      Perilaku merusak
4.      Gangguan kecemasan atau mood
Stimulasi perlu diberikan kepada anak agar perkembangan sosial dan emosional anak dapat berkembang dengan optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Silvie. Tumbuh Kembang Sosial Emosional Anak Usia 2 Tahun (part 3). 2013, 26 Januari, 2013. di unggah pada tanggal 03 Juni 2013 di http://mammabenzema.blogspot.com/2013/01/a.html
Silvie. Tumbuh Kembang Sosial Emosional Anak Usia 2 Tahun (Part 1). 2013, 14 januari. Diunggah tanggal 03 Juni 2013 di http://mammabenzema.blogspot.com/2013/01/a.html
Reza Mega. Karakteristik Perkembangan Anak. 2013, 06 Febuari. Di unggah tanggal 03 Juni 2013 di http://rezamega1911.blogspot.com/2013/02/karakteristik-perkembangan-anak.html
rachmi maulana putri . Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. 2012, 09 November. Diunggah tanggal 03 Juni 2013 di http://rachmimaulanaputri.blogspot.com/2012/11/perkembangan-sosial-anak-usia-dini.html
Ali Zaahir. Membangun sosial emosi anak usia 2-4 tahun., November 2012. Diakses pada tanggal 18 Juni 2013 di http://alizaahir.blogspot.com


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Cilegon,           2013


                               
                                                                                                        Penyusun








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah                                                                               1
B.     Rumusan masalah                                                                                         1
C.     Tujuan                                                                                                           2
BAB II PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN
A.    Pengertian Sosial dan Emosional                                                                  3
B.     Pola perkembangan                                                                                       3
C.     Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Pada Anak Usia Dini        4
D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Sosial dan Emosional                                                           6
E.     Gangguan Pada Perkembangan Sosial Emosional Anak usia 2-3 tahun      8
F.      Stimulasi Untuk Perkembangan Sosial emosional Anak Usia 2-3 Tahun 10




Tidak ada komentar:

Posting Komentar